Sabtu, 09 Oktober 2010

Bab 20: Taktik-Taktik Illuminati

Bab 20: Taktik-Taktik Illuminati



Dalam dunia intelejen, istilah "konspirasi" berarti sebuah jaringan yang saling mendukung yang bergerak secara terselubung atau gerakan bawah tanah (underground). Konspirasi yang berskala internasional, seringkali mampu menguasai dan mengarahkan para pemimpin negara tertentu melalui negosiasi, lobi, serta ancaman-ancaman tertentu, bahkan pembunuhan sekalipun. Mereka menjadi bayang-bayang dari sebuah kegiatan atau menjadi "aktor intelektual" dari sebuah peristiwa tanpa dapat diketahui atau diungkapkan secara faktual (dark case). Gerakan konspirasi zionisme didukung oleh para professional yang terseleksi dengan sangat ketat. Mereka mampu membuat berbagai skenario serta berbagai taktik yang diolah dan disempurnakan dari waktu ke waktu, sesuai dengan pengalaman mereka.




Berkaitan dengan taktik intelejen ini, Alvin Toffler dengan sangat jeli membuat analisis tentang taktik gerakan mata-mata atau intelejen, dalam kaitannya dengan konspirasi global ini, yaitu sebagai berikut:




1. Taktik Untuk Mengetahui (need to know tactic)
Hal tersebut dimaksudkan sebagai berbagai informasi yang harus diketahui oleh para pejabat tertentu. Berbagai informasi dimasukkan ke dalam arsip tertentu dan diberi tanda "untuk diketahui". Di samping itu, ada pula taktik kebalikannya yang disebut taktik tidak perlu tahu, di mana para bawahan secara sangat disiplin akan menjawab "tidak tahu".

2. Taktik Terpaksa harus Tahu (forced to know Tactic)
Hal tersebut dimaksudkan bahwa seseorang dalam sebuah kelompok terpaksa harus tahu dengan informasi yang ada. Bila terjadi sesuatu, ia harus ikut bertanggung jawab. Oleh karena itu, taktik seperti ini dikenal juga dengan singkatan CYA (lindungi dirimu: cover your ash), artinya setiap orang harus bertanggung jawab apabila tenyata terdapat kesalahan atas informasi yang mereka telanjur ketahui.

3. Taktik Penghapusan (the omission tactic)
Hal tersebut dimaksudkan sebagai tindakan untuk segera menghapuskan atau memusnahkan segala bentuk informasi.

4. Taktik Menggiring Bola (the derrible tactic)
Hal tersebut dimaksudkan sebagai cara untuk memberikan informasi setahap demi setahap, sehingga dengan informasi yang diberikan secara sedikit demi sedikit, pihak yang berkonspirasi dapat mengetahui reaksi yang ada sebagai bahan masukan untuk membuat rencana taktik selanjutnya.

5. Taktik Asap (the vapor tactic)
Hal tersebut dimaksudkan taktik untuk menyebarkan desas-desus dan bersamaan dengan desas-desus itu sedikit demi sedikit dikeluarkan informasi yang benar, sehingga pihak yang berkonspirasi tersebut dapat mengetahui bagaimana reaksi sasarannya setelah terkena desas-desus tersebut.

6. Taktik Memukul dari Belakang (the blow back tactic)
Hal tersebut dimaksudkan taktik dengan cara mengirimkan beberapa informasi palsu ke luar negeri. Dan diharapkan pers di negeri yang menerima informasi tersebut "menikmati" berita informasi palsu tersebut dengan berebutan. Hal ini dimaksudkan pula sebagai upaya untuk menyesatkan atau melihat reaksi dari sasaran.

7. Taktik Bohong Besar (the big lie tactic)
Hal tersebut adalah cara-cara propaganda yang telah diperkenalkan oleh Jesef Goebels selama Perang Dunia II. Mereka yakin bahwa kebohongan yang konsisten dan disampaikan secara berulang-ulang dapat diyakini sebagai kebenaran oleh pihak sasaran.

8. Taktik Pembalikan (the reversal tactic)
Hal tersebut adalah cara untuk memutar-balikkan fakta yang sebenarnya dengan memanfaatkan teknologi media massa.
Hampir dapat dipastikan bahwa para agen gerakan rahasia yang merupakan bagian dari konspirasi zionisme adalah tipikal manusia yang tidak mengenal belas kasihan. Mereka dapat membunuh dan menyingkirkan lawan-lawannya guna mencapai tujuannya. Pelatihan para agen rahasia ini dibentuk untuk memenangkan sebuah pertempuran bawah tanah. Sehingga tentu saja, mereka menguasai berbagai metode, menguasai antropologi sosio-politik cara berkomunikasi dan penyamaran yang unggul. Mereka bisa menampakkan wajah orang alim, sebagai pedagang, milyuner, atau bisa juga menyamar sebagai orang jalanan. Persis seperti apa yang sering ditayangkan di dalam film-film spionase.



Hanya saja gerakan konspirasi mempunyai jaringan yang sangat besar didukung oleh dana, sumberdaya manusia, serta teknologi yang mutakhir.

Mereka memasang orang-orang terlatih disesuaikan dengan kemampuannya masing-masing. Di bidang teknologi, mereka mempunyai "Technint" seorang ahli di bidang teknologi, satelit, komputer, elektro, dan sebagainya. Di bidang komunikasi dan sandi, mereka mempunyai ahlinya yang disebut sebagai "Radint" yang menerjemahkan berbagai informasi yang ditangkap melalui sinyal radar,

sekaligus melakukan intelejen pengindraan, yaitu menerjemahkan dan sekaligus melakukan pengawasan seluruh kegiatan yang dipantau melalui satelit. Mungkin saja, negara tertentu membantah sebuah kerusuhan atau proyek pabrik senjata, tetapi di hadapan para "Radint" ini, mereka "telanjang". Seluruh kegiatan, kerusuhan, dan kejadian apa pun dapat dengan sangat jelas dipotret melalui pengindraan satelit tersebut. Bahkan, mereka dapat menyadap pembicaraan para pemimpin negara, duta besar, serta tokoh-tokoh dunia.





Gerakan rahasia konspirasi kaum zionis tidak saja memanfaatkan seluruh jaringan intelejen dan peralatannya, tetapi mereka juga melakukan kerja sama dengan agen-agen mereka di berbagai pusat intelejen negara-negara lain. Mereka membuka jaringan hot line dengan agen yang bekerja secara rangkap dengan dinas rahasia negara lain tersebut. Misalnya, dengan Dinas Rahasia Inggris (Secret Intelligence Service) yang dikenal dengan kode M16, atau dengan Perancis yang diwakili oleh GCR (Groupement de Controles Radioelectricque), atau dikenal juga dengan nama code La Pisisne yang artinya 'kolam renang' --mungkin dikarenakan orang bertelanjang mini di kolam renang, lebih mudah melakukan pemantauan. Konspirasi ini melebarkan pula sayapnya dengan merekrut para eksekutif paling top dari perusahaan-perusahaan multinasional.


Pokoknya, gerakan Dajal yang disimbolkan sebagai binatang melata bawah tanah, pada dasarnya merupakan ideologi pengkafiran yang telah beranak-pinak menyelusup ke seluruh sendi kehidupan. Mereka membantu dan mengembangkan berbagai perintah yang ditetapkan dari House of Temple Washington, Pentagon, dan agen-agen mereka. Pembagian tugas sudah sangat jelas. Diantara para pemikirnya adalah para penyandang anggota senior Iluminasi, menyandang tingkatan fremason yang rata-rata berada pada tingkat ke-33.


Cita-cita untuk membangun Menara Babil yang kedua telah terus berlangsung dan ditetapkannya pada millennium yang akan datang sebagai awal dari kejayaan kaum Yahudi untuk menguasai dunia yang akan dibawanya kepada satu pemerintahan, satu ekonomi, satu agama, dan satu kewarganegaraan sebagai wujud cita-cita dari Adam Weishaupt, Novus ordo sclorum (membangun dunia baru) NEW WORLD ORDER...





Menghadapi Perang Global


Jaringan televisi yang dikuasai Yahudi (CNN, CNBC, ABC, MTI dan sebagainya) merupakan "tangan gurita" mereka, yang menjajah dan sekaligus menguasai konsumsi informasi secara sepihak. Umat Islam dan negara berkembang semakin terpuruk dalam komoditas informasi. Imperialisme informasi, inilah dua kata yang paling tepat untuk menunjukkan dominasi negara Barat. Abad ini adalah millennium of television yang mampu "mencengkeram" syaraf-syaraf pemirsanya dan sekaligus mengubah budayanya.





Televisi bukan sekadar kotak hiburan, tetapi ia membawa pesan-pesan tersembunyi, sehingga tanpa kita sadari telah mengubah budaya suatu bangsa. Kita sering dikejutkan oleh perilaku anak muda yang populer dengan sebutan "generasi MTV". Sayangnya, umat Islam yang mayoritas di dunia, jangankan mempunyai jaringan televisi bersifat internasional (seperti CNN) sedangkan jaringan lokal saja tidak mampu memilikinya. Padahal, dengan memiliki jaringan televisi yang berorientasi kepada umat niscaya umat dapat mengetahui dan menangkis trik-trik kelicikan para zionis yang sudah "menjamuri" dunia media elektronik, sebagaimana mereka mempunyai agen-agennya, yaitu kaum orientalis.


Kekuasaan media menjadi fenomena baru dalam perang urat syaraf dan propaganda.

Ketika Adolf Hitler sang pemimpin besar Nazi meminta Jenderal Gobel selaku Menteri Propaganda Jerman untuk memenang kan perang, Gobel menyambutnya seakan-akan dia berkata,:
"Sebarkan kebohongan dan terus ulangi dan ulangi, karena kebohongan-kebohongan tersebut akan menjadi kebenaran yang diyakini."

Hal ini memberikan kesan kepada kita akan kekuatan propaganda, terlebih bila dilancarkan melalui media massa. Tidak pernah kita bayangkan bahwa kekuatan media melalui selulosa video telah menjadi satu kekuatan besar yang membentuk citra, sikap, bahkan mengubah suatu kebiasaan, budaya dan ideologi suatu negara melalui penguasa media (videocracy).







Bersambung Insyallah !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar